Sabtu, 13 September 2014

Semester7

Hari baru disemester tujuh antara senang dan gugup. Senang karena akhirnya tanggung jawab akan segera purna dilanjurkan dengan mencari rizki untuk orang tua dan gugup akankah aku berhasil melewati satu tahun kedepan dengan siap dan matang.
Selain mntal percaya diri yang harus kupersiapkan, lingkungan yang baik dan kondusifpun juga sudah ditangan. Setelah kebingungan selama tiga tahun, ku putuskan setahun terakhir in harus dihabiskan dengan bermakna dan perbuhan besar. Bersama mereka aku akan belajar ilmu agama, sebagai pengobat haus kalbuku juga keikhlasan beribadah supaya allah mudahkan jalanku. Terakhir dengan ketekunan dan menghapus kemalan, insya allah jalan itu pasti allah bukakan.
Disini hal-hal baru kupelajari. Ada sholat berjamaah, mengaji bersama juga mempelajari tajiwid serta terjemahnya disini juga bergiliran memberikan kultum subuh dengan tema yang berbeda setiap hari. Aku yang kaku berbicara di depan umum harus siap-siap belajar dan mengamalkan agar ilmu ini tidak hilang dan menjadi manfaat.
Banyak kelbihan yang aku rasakan selain ruhiyah, jasmaniyah juga terpenuhi. Alhamdulillah uang saku setiap bulan bisa dihemat. Biasanya uang segitu hanya cukup untuk sewa kamar tapi sekarang malah cukup untuk makan dua kali sehari. aku juga jadi tidak malas untuk bersih-bersih karena ada piket menyamu dan mengepel juga memasak. Sungguh luar biasa. 
Kami tinggal berlima disini, walaupun masih agak kaku karena baru mengenal tapi aku akan berusaha berkomunikasi dengan mereka. Wajib. Disamping kamarku ada mbah dul, beliau adalah orang tua perempuan dari pemilik rumah kontrakan. Beliau terkena stoke sejak bertahun-tahun lalu. Tak tega rasanya melihat mbah dul tetatih-tatih berjalan ke kamar mandi serta mencuci sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar