Ibu, kasihmu
seperti tetesan air hujan. Deras, membasahi hatiku yang tandus. Kau hadir
memberikan sinar di hariku yang kelam. Senyummu adalah energi, menyengat
keseluruh tubuhku. Kesabaran dan ketabahanmu bagaikan batu cadas, keras tidak
hancur meski ditimpa musim bertahun-tahun.
Ibu, kulihat
tubuhmu berubah tidak secantik dulu. Rambut putihmu mencuat satu- satu, wajahmu
menggambarkan kerasnya hari-hari yang telah kau lalui. Kau menerima sakit,
badanmu mengatakan cukup, ayo beristirahat tapi ragamu mengatakan “ayo bangkit,
dei anak-anakmu”
Oh ibu bagaimana
aku harus menggambarkan banyaknya dosaku padamu. Hari-hari banyak yang aku
siakan, aku tidak belajar sekuatku.
Ibu meski
terlambat, ingin ku persembahkan cinta ini untukmu. Hatiku memanggil namamu
ibu. Bismillah, semoga Allah meridhoi. Aku ingin membahagiakanmu, akan ku kejar
cita-citaku. Tunggulah ayah dan ibu, aku akan membuat kalian terseyum kembali..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar