Selasa, 16 Desember 2014

Ibuku Sayang

Ibu, kasihmu seperti tetesan air hujan. Deras, membasahi hatiku yang tandus. Kau hadir memberikan sinar di hariku yang kelam. Senyummu adalah energi, menyengat keseluruh tubuhku. Kesabaran dan ketabahanmu bagaikan batu cadas, keras tidak hancur meski ditimpa musim bertahun-tahun.
Ibu, kulihat tubuhmu berubah tidak secantik dulu. Rambut putihmu mencuat satu- satu, wajahmu menggambarkan kerasnya hari-hari yang telah kau lalui. Kau menerima sakit, badanmu mengatakan cukup, ayo beristirahat tapi ragamu mengatakan “ayo bangkit, dei anak-anakmu”
Oh ibu bagaimana aku harus menggambarkan banyaknya dosaku padamu. Hari-hari banyak yang aku siakan, aku tidak belajar sekuatku.
Ibu meski terlambat, ingin ku persembahkan cinta ini untukmu. Hatiku memanggil namamu ibu. Bismillah, semoga Allah meridhoi. Aku ingin membahagiakanmu, akan ku kejar cita-citaku. Tunggulah ayah dan ibu, aku akan membuat kalian terseyum kembali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar