Senin, 15 September 2014

Ready for Mentoring

hari kedua mengikuti mentoring bersama si "diya". alhamdulillah materi syahadat mengingatkan akan kasih cinta untuk allah dan rasul muhammad bahwa syahadat itu tiap hari kita ucapakan, lima hari sekali bahkan ketika sholat sunnah dan melakukan aktivitas lainnya seperti membayar zakat pasti yang namanya syahadat tidak pernah lepas. jadi dengan kita mengucapkan syahadat, berarti kita telah berkomitmen pada allah dan rasulullah. dengan komitmen berarti kita yakin, percaya, dan tanggung jawab dalam melangamalkan. yakin bahwa setiap hal yang diperintahkan pasti ada karunia besar. 
 pagi ini mentoring dimulai jam enam pagi, kami berkumpul di depan gedung rektorat, menghadap ke gedung FKIP. alhamdulillah juga tidak bertemu saudaraku di masjid, bagaimana perasaan mereka jika mereka tahu aku mengikuti halaqah di organisasi yang lain. karena tidak ingin menyakiti hati mereka juga tidak mampu menolak rasa untuk menuntut ilmu, akhirnya aku tetap datang ya walaupun dengan sembunyi-sembunyi. ya allah ampuni hamba ya allah.. 
pagi ini halaqah di mulai dengan tilawah satu halaman bergantian, dilanjutkan dengan menyimak berita aktual mengenai fenomena saat ini, kultum, dan pemberian materi dari murabbi. luar biasa bisa belajar bersama mereka, tidak ingin lepas dari mereka.
tadi malam aku mendapat teguran. dari teman sejawat tempat segala keluh kesah ku tumpahkan. dia yang mengajak ku ke masjid, memperkenalkanku dengan mereka dan belajar ilmu islam. tentulah walau dia mengetakan netral tidak memihak salah satu golongan tapi tetap saja dia sudah bertahun-tahun di masjid pasti ada rasa kecenderungan hati melabuh disana. seperti seorang menantu yang diterima di keluarga baru dengan hangat tentulah hatinya telah berpaut. sesungguhnya semua golongan itu sama mengajak pada yang makruf dan menolak yang mungkar namun dengan sarana kendaraan yang berbeda.
segala kegalauan ini tidak mungkin lagi ku ceritakan padanya, pendapat dari sudut objektif pasti lebih condong pada salah satu. hanya disini, di selembar kertas putih di display laptop ku curahkan rangkaian pernak-pernik isi hati. sebagai bahan muhasabah jika suatu saat di masa depan, aku ingin tahu seperti apa masa kuliahku, maka peninggalan ini yang akan menjadi jejak pencarian hidupku..
oh iya ada hal yang mengiris hati, miris tempat majlis ilmu yang kami di trotoar . dipinggir jalan detemani diringin sautan sapu bapak pasukan kuning yang membersihkan daun-duan juga mahasiswa yang lalu lalang berangkat ke kampus. ada beberapa bapak juga yang menegur kami karena menghalangi jalan. kamu tahu apa yang aku rasakan? miris. sementara kemarin aku mengikuti kajian di masjid dengan lantai yang bersih, ruangan yang sejuk dan fasilitas lainnya sementara saudara pejuang dakwah lainnya kesulitan untuk mencari tempat untuk menyampaikan ilmu allah. kami punya tujuan yang sama, dengan jalan yang sama, kenapa tidak saling membantu bahu-membahu dalam menyaiarkan dakwah? cukup..okey stop. hamasah, yakin percaya allah pasti akan menolong dan membantu dalam memperjuangkan agamanya. suatu saat pasti LDK akan terbuka, dan membagi masjidnya dengan pejuang lainnya. Aaminn :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar