Sabtu, 30 Agustus 2014

surat cinta untuk dakwah chapter 1

Saat mendengar namanya tertarik bibir ini, mengembang senyum ini. Ingin rasanya masuk bersama mereka. Semangat juangnya, motivasi dakwahnya dan kekuatan tarbiyah yang menyatukan sejuta insan. Tiap kali mendengar alunan itu, saya tahu itu dia yang saya kagumi.
Dakwah ibarat sebuah ladang, bersegera menyemai bersama-sama menyiram. Tegaknya kaki melangkah menyusuri jalan dakwah. Melewati lumpur, belut dan duri. Manisnya dakwah jika sudah menyelami, memasuki keindahan jihad demi mensyiarkan agama allah.
janganlah kekaguman ini akan mengabu-abukan cintaku pada sang ilahi, tapi dengan namanya disebut malah mengingatkanku bahwa cinta yang sesungguhnya hanya untuk allah.
Biarlah saat ini masih belum ada peluang berjumpa, tapi berbagai media mempelajarinyapun sendiri saya harus bisa.
Seperti kata ustad Rahmad Abdullah, bahwa dakwah ini putuh perhatian, alunan sabar, dan untaian semangat menuntut serta berbagi ilmu.
Saya harus bisa, allah sudah membukakan jalan. Pilihan ada di genggaman ini, diam di temapt atau terus berjalan.
 Sebenarnya saya tidaklah pantai berkata-kata, hafalanpun tak punya, tapi saya punya semangat. Saya juga ingin terjun di medan itu, semoga allah membukakan pintu untuk saya tetap istiqomah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar