Hidup saya-mudah ketika mengatakan saya siap istiqomah-tapi
ternyata jalannya tidak mudah. Bukan Cuma kerikil, jarum, benda-benda keras dan
tajam siap mengahalangi langkah saya. Seperti itulah syaitan sangat bersemangat
mengahalangi orang yang ingin berubah. Keragu-raguan selalu dimunculkan. Apa ini
jalan yang benar, bagiamana jika jalannya buntu, ahh-membuat manusia bingung
dan tidak sampai ke pentas akhir.
Benar kata murabbiku iman itu ibarat bara api, dipegang akan
merasakan panas namun ketika di lepas hanya kegelapan yang tersisa. Istiqomah itu
mudah di ucapkan, tapi ternyata.. yasudahlah yang penting sekarang saya sudah
berniat. Insya allah, ada yang maha kuasa yang memberi petunjuk.
Begitu banyak kesalahan yang seharusnya bisa saya cegah dan
hindari. Salah satunya sholat. Seandainya saya tidak lalai dan mengulur waktu
mungkin azab allah yang dijanjikan tidak akan muncul di permukaan pikiran. Yang
paling parah, saya yang saat ini menempuh pendidikan kesmas tidak bisa berbuat
apa-apa untuk ibu saya yang hamil. Jangankan perhatian, meringankan pekerjaan
rumah yang amat berat pun saya kesulitan untuk maju kedepan. Akhirnya penyesalan
seumur hidup yang saya dapatkan, kemarin hari kamis/12 september 2014 pukul
14.30, ibu saya melahirkan esorang adik laki-laki tapi setengah jam berlalu
saya diberi kabar lagi oleh kakak ipar, adik yang belum sempat saya jumpai
telah berpulang ke sisi Rabbi, Allah azza wajalla. Innalillah, mimpi buruk
menjadi kenyataan. Air matapun tak ada gunanya, ibaratkan menunggu panas di
musim dingin-tidak mungkin terjadi-saya menyesal. Harusnya ketika ibu
kebingungan ketika tahu dirinya hamil di usia yang tak lagi muda, mestinya
menenangkan ibu. Mengatakan kalimat-kalimat motivasi yang pernah saya baca
bahwa masih ada saya. Ibu tidak sendiri, itu rizki dari allah. Sekarang hanya
air mata yang mengering dihati, yang saya rasakan.
Ibu, saya amat menyayangimu. Andai saya harus membalas semua
pengorbananmu tak akan mampu, ibu. Maaf hanya itu yang mampu saya ucapakan. Ibu,
kau bidadari hidupku. Kau yang menjadi penuntunku saat semangat ini lemah,
takut akan kegagalan, ragu, mendengar suaramu membuatku bangkit lagi. Ku harap Allah memberikan rizki untuk keluarga kita,
sungguh aku ingin mencurahka kasihku untukmu.. ibu maafkan aku.. aku sayang
padamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar